Pengertian Tasmi’
Tasmi’ berasal dari kata سَمِعَ (sami’a) yang berarti mendengar. Dalam konteks pendidikan Al-Qur’an, tasmi’ merujuk pada aktivitas seorang hafiz atau santri yang membaca hafalan Al-Qur’annya secara langsung di hadapan penguji, guru, tanpa melihat mushaf. Ujian tasmi’ bertujuan untuk mengukur sejauh mana kelancaran hafalan, ketepatan tajwid, dan keindahan pelafalan santri dalam membaca Al-Qur’an.
Tujuan Ujian Tasmi’
Ujian tasmi’ memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:
- Mengukur Hafalan: Menilai kekuatan hafalan peserta, baik dari segi kelancaran maupun ketepatan.
- Meningkatkan Mutu Hafalan: Melalui proses tasmi’, peserta akan lebih teliti dalam menjaga hafalannya agar tidak terdapat kesalahan.
- Meningkatkan Kepercayaan Diri: Membaca di hadapan penguji atau audiens membantu santri terbiasa tampil dengan percaya diri dalam berbagai kesempatan.
- Evaluasi Pembinaan Hafalan: Ujian ini menjadi sarana untuk mengukur keberhasilan metode pengajaran hafalan yang diterapkan di lembaga pendidikan.
Proses Pelaksanaan Ujian Tasmi’
Pelaksanaan ujian tasmi’ biasanya dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut:
- Persiapan:
- Santri mempersiapkan hafalan sesuai dengan target yang ditetapkan.
- Penguji menentukan standar penilaian, seperti tajwid, kelancaran, dan penguasaan makharijul huruf.
- Proses Ujian:
- Santri membaca hafalan secara langsung di hadapan penguji tanpa melihat mushaf.
- Penguji memeriksa ketepatan bacaan, memberikan koreksi jika terdapat kesalahan, dan mencatat kekurangan yang ditemukan.
- Penilaian dan Feedback:
- Penguji memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, seperti:
- Kelancaran: Tidak terputus-putus saat membaca.
- Tajwid: Kepatuhan terhadap hukum tajwid.
- Makharijul Huruf: Kejelasan dan ketepatan pelafalan huruf.
- Setelah selesai, santri menerima umpan balik untuk perbaikan.
- Penguji memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, seperti: